Sinyaltajam.com.Lutim–Tinggal di pedesaan yang subur dengan hasil persawahan, namun kehidupan keluarga Supan (53) tahun di Kabupaten Luwu Timur, Desa Lamaeto Kecamatan Angkona terlihat masih memperihatinkan.
Keluarga Supan yang menggantungkan hidupnya dari penghasilan sebagai petani penggarap lahan milik orang.
Hasil gabah yang diperoleh perpanen berkisar 15 karung hanya saja dibagi tiga, sang pemilik lahan mendapatkan lima karung sementara dirinya dapat sepuluh karung.
Dari sepuluh karung tersebut itu sebagian dijual untuk biaya pupuk dan racun hama dan sisanya lagi dipakai bibit dan digiling untuk makan keluarganya.
Pengasilan Supan terbilang sangat rendah.Seperti yang dikatakan Supan,” saya hanya garap lahan orang dan hasilnya dibagi tiga, pengasilan saya perpanen dua juta lima ratus ribu rupiah,”tutur Supan.Jumat (14/06/2019).
Supan menempati gubuk kecil berukuran 4X6 dengan istri yang saat ini sakit (gangguan mental) dan satu orang anak gadisnya yang menemani.
Supan menceritakan, bahwa rumah kecilnya sudah lama dihuni sekitar 20 tahun lamanya bagian ramuan sudah ada yang dimakan rayap, dan sudah sering kali diusulkan selama beberapa tahun ini, bahkan aparat desa pun datang mengambil data foto rumahnya untuk program bedah rumah namun hingga kini belum terealisasi,”Ujarnya.
Artinya hanya sebatas pengharapan palsu (PHP)
Lanjut,Supan saya pasrah saja dan kami orang yang tak punya tak bisa berbuat apa-apa jadi kalau memang pemerintah mau membantu kami memberikan bedah rumah saya sangat bersyukur,”katanya.
Salah satu Sumber juga mengatakan program bedah rumah 2018, ada Pk RT dapat bedah rumah anggaran desa, padahal pk RT kan aparat Desa ko itu di utamakan sementara ada masyarakat sangat membutuhkan dan layak diberikan bantuan tersebut, cuman kami masyarakat biasa tidak tau aturannya jadi gak berani komentar,ungkapnya dan meminta dirahasiakan namanya. Lap (Mr)