Sinyaltajam.com.Lutim–Pengkrikilan lanjutan jalur dua trans (KTM SP1) Mahalona desa Libukan Mandiri, kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, patut diacungi jempol. Selasa 09/07/2019.
Peran pemerintahan dalam melakukan pembangunan infrastruktur adalah salah satu prioritas yang sebagai pendorong lajunya pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Seperti pengkirikilan jalan KTM SP1 Mahalona merupakan pilihan untuk meningkatkan sekaligus untuk mengejar ketertinggalan.
Proyek lanjutan Dengan panjang volume 3.76 KM.
Nomor : 05/ kont/Distransnaskerin/IV/2019.
Nilai kontrak : 1.206.295.000,.
Waktu pelaksana :180 Hari kalender (15 April s/d 11 oktober 2019)
Kontaraktor pelaksana : CV Nurinda Putra Mandiri.CO.
Sumber Dana: SPBN tahun anggaran 2019.
Tentunya proyek pembangunan infrastruktur yang demikian besar tidak akan mungkin terlaksana tanpa dukungan dari pihak masyarakat dan pemerintahan.
Sejalan dengan visi-misi pemerintahan Husler dari tahun ketahun terus menggenjok membangun Infrastruktur, di wilayah polosok yang tertinggal.
Seperti saat ini pekerjaan peningkatan jalan yang di kerjakan rekanan kontraktor lokal H. Hatta patut dijadikan percontohan.
Walaupun masih dalam proses pengerjaan, tapi sudah dapat dipastikan dari volume Proyek sangat banyak kelebihan. Terutama ketebalan pada sirtu mencapai 35 CM sementara dalam RAB Hanya 20 CM.
Menurut kades Libukan Mandiri Sahril, T. ‘Bahwa baru kali ini saya lihat rekanan kontraktor bekerja pekerjaan yang sangat menguntungkan bagi masyarakat seperti yang kita lihat volume ketebalannya sudah melebihi dari RAB dan jalan depan pasarpun diberikan timbunan sirtu secara gratis”ungkap Sahril, T.
Sejumlah warga di sekitar lokasi, berkomentar, banyaknya pekerjaan setiap tahunnya, namun tidak seperti proyek ini, matrial yang dipakai melebihi dari volumenya.
“Kalau semua rekanan kontraktor seperti H. Hatta akan menguntungkan bagi masyarakat,”cetus padi
H. Hatta Yang ditemui dilokasi pekerjaan, mengatakan kalau speknya itu 20 CM sementara ini 40 CM kalau sudah diwalas bisa jadi 25 CM, volume Panjang (KM )tiga kilo delapan ratus, kalau ada yang bertanya kenapa begitu kan ada tambahan kurang lebih tiga ratus meter.
“Jadi masalah ketebalan atau kelebihan volume, saya sejak jadi kontraktor dari 2004 memang begitu karena Luwu Timur dibentuk dengan butuh perjuang kami ini termasuk orang Luwu Timur putra daerah yang turut serta ikut membangun perlu kita sadari kalau bukan kita siapa lagi”ujarnya.
“Saya tidak mau diobok-obok oleh pemeriksa, Salah satu pelanggaran kalau volume pekerjaan itu dimainkan dikurangi. Artinya kalau kita kurangi volume pekerjaan itu sama saja kita rugika masyarakat karena ini uang masyarakat bukan uang pemerintah. Sehingga kita harus berbuat yang menyenangkan pemerintah dan masyarakat, kalau kita sudah berbuat yang terbaik terserah masyarakat menilai seperti apa, “kata H. Hatta.
Red,,Masala kelebihan volume itu tidak merugikan bagi saya karena bagi saya, ini amalan buat diri saya.
Yang terpenting adalah memberikan contoh bagi kontraktor lain Yang bekerja di Mahalona Raya, “pungkas H. Hatta. Lap Suwarni.