banner 728x250

Hadapi Prediksi Lonjakan Produksi Hasil Panen Padi Bulan Mei, Distan Lutim Atur SOP Para Pedagang Dari Luar

Kepala Dinas Pertanian Kab. Lutim Amrullah
banner 120x600
banner 468x60

Malili, Sinyatajam.com–Panen Raya para petani yang menanam Padi di Kabupaten Luwu Timur pada Bulan Mei 2020 mendatang diprediksi produksinya bakal melonjak.

Namun prediksi lonjakan tersebut terjadi ditengah kondisi masih mewabahnya virus corona atau Covid-19, tak terkecuali di Kab. Lutim yang juga adalah wilayah terdampak.

Tentunya lonjakan produksi itu justru menjadi keresahan para petani yang ingin menjual hasil panen Padinya kepada para pedagang/pembeli gabah yang berasal dari luar daerah, lantaran adanya larangan atau pembatasan orang masuk oleh Pemerintah di Kab. Lutim.

Menghadapi prediksi melonjaknya hasil produksi padi para petani ditengah Pandemic Covid-19 dan resiko yang bakal terjadi pada para petani saat Panen Raya nanti, Dinas Pertanian Kab. Lutim telah berkooardinasi dan melalui beberapa rapat secara internal di Dinas Pertanian, hasilnya, diperoleh beberapa solusi yang dinilai tepat dalam menjawab keresahan para petani.

Kepala Dinas Pertanian Kab. Lutim Amrullah, menegaskan bahwa pihaknya telah menyusun draf yang saat ini SOP sementara menunggu keputusan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kab. Lutim, terkait masuk dan keluarnya para pedagang/pembeli yang berasal dari luar daerah.

“Saat ini kami tengah menunggu hasil rancangan SOP yang sementara digodok oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kab. Lutim, semoga hal tersebut bisa menjadi solusi yang tepat agar hasil produksi dari panen para petani tetap bisa dijual keluar.” ujar Amrullah kepada sinyaltajam.com diruang kerjanya, Selasa, (14/04/2020).

Lebih jauh Amrullah mengungkapkan, usulan dari rekomendasi rapat internal untuk disampaikan kepada Tim Gugus Tugas Pengawasan Covid-19 sebagai bahan untuk diramu menjadi SOP penanganan Panen Musim Tanam Oktober – Maret 2019-2020.

Dari hasil rapat internal Distan Lutim, kata Amrullah, poin pertama diusulkan agar para pedagang yang berasal dari luar Kab. Lutim, jika ingin masuk kesini harus membawa surat keterangan dari dokter atau Dinas Kesehatan asal daerahnya, yang menerangkan bahwa pemegang surat tersebut bebas dari paparan Virus Corona atau Covid-19.

Poin kedua, lanjutnya, Surat Keterangan bebas Virus Corona itu diserahkan di Posko Burau, dan oleh Petugas Posko Burau lantas mensterilkan pembawa surat itu.

Kemudian poin berikutnya, para pedagang/pembeli harus menjalani isolasi selama 4 hari sebelum masuk ke Kab. Lutim.

“Para Pedagang/pembeli tersebut biasanya berasal dari Kab. Sidrap dan Pinrang yang dikhawatirkan dalam perjalanan dari daerah asal menuju Kab. Luwu Timur terpapar virus Corona. Namun demikian kami juga harus bijak mengeluarkan aturan. Makanya bukan 14 hari diisolasi, namun hanya 4-6 hari. Sebab jika terlalu lama, bisa jadi mereka bakal pulang kembali sebelum masuk bertransaksi di Lutim,” ungkap Amrullah.

Yang menarik dalam perkiraan rencana dan luas panen padi Kab. Lutim, Kadis Pertanian Amrullah menjelaskan besaran prediksi hasil produksi di bulan April 2020 (bulan ini), ada seluas 1.118,95 Ha yang siap dipanen.

“Dimulai panen dari pekan kedua hingga akhir bulan April ini, ada seluas 1.118,95 Ha, yang jika dipanen dan diestimasi sesuai perhitungan kami, hasil prediksi dari produksi tersebut yakni, dalam 1Ha diperoleh Gabah sebesar 6 ton. Jika dikalikan seluas 1.118 Ha dengan harga jual Rp4.200,- akan diperoleh estimasi sekitar kurang lebih Rp28 milyar pada bulan April ini,” terangnya.

Pada bulan April ini tambah Amrullah, Pemda Lutim dan para pedagang lokal memang masih sanggup mengatasi hasil produksi di 2 Kecamatan yakni Wotu dan Mangkutana.

Sementara pada bulan Mei mendatang, ada seluas 18.324,97 Ha, yang siap dipanen serentak di seluruh kecamatan, yang tentunya akan ada putaran ekonomi yang sangat besar disektor pertanian Kab. Lutim.

“Jika ditotalkan secara estimasi perhitungan normal, bulan Mei mendatang hasil produksi seluruh kecamatan seluas 18.324,97 Ha, diprediksi putaran ekonomi yang bila dirupiahkan sebesar kurang lebih Rp700-800 milyar, dan pada saat inilah dubutuhkan modal besar sebagai solusi,” urai Kadis Pertanian.

(Reportase: Malik/edit1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *