LUTRA. SINYALTAJAM. COM – Banyaknya warga desa yang belum paham mengenai struktur bangunan yang layak huni, sesuai dengan standar keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan terhadap penghuninya, rupanya mengilhami mahasiswa Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) yang melakukan KKN tematik di Desa Muktijaya, Kecamatan Baebunta Selatan (Bansel) untuk menghadirkan program kerja berupa sosialisasi tentang Standar Rumah Layak Huni.
Sosialisasi tersebut dilakukan belum lama ini di Aula Kantor Desa Muktijaya, serta dihadiri camat, kepala desa beserta aparat pemerintah desa setempat, kepala dusun, RT/RW, Ketua Koperasi Rudi, serta para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda.
Mahasiswi KKN Program Studi Arsitektur Fakultas Tehnik Unhas, Husnul, yang bertindak sebagai narasumber pada kegiatan ini menyebutkan bahwa tujuan dari pemberian edukasi mengenai standar rumah layak huni adalah memberikan penjelasan mengenai tahapan pembangunan rumah layak huni yang memenuhi standar atau kriteria pembangunan yang layak.
“Di sini kita menjelaskan terkait tahap-tahap pembangunan, prosesnya apa saja, serta apa-apa yang perlu diperhatikan sebelum membangun rumah, seperti zoning (zonasi) bangunan, di mana diletakkan area publik, semi, dan private,” jelas Husnul.
Tak kalah pentingnya, kata dia, bangunan rumah juga mesti memperhatikan sistem penghawaan dan pencahayaan yang perlu dipertimbangkan sebelum membangun rumah.
“Termasuk tahapan analisis tapak, memberi solusi penghawaan buatan dengan sistem cross ventilation yang benar, peletakan AC yang tepat dalam ruangan untuk memaksimalkan fungsinya,” jelasnya.
Sementara Kepala Desa Muktijaya, Muhammad Yusuf A. Wani, mengapresiasi kegiatan edukasi rumah layak huni oleh mahasiswa Arsitektur Unhas tersebut.
Menurutnya, program tersebut sangat baik dan tepat dilaksanakan di tingkat desa. Mengingat masih banyak warga yang belum memahami standar bangunan rumah yang betul-betul layak huni. Seperti struktur bangunan yang kokoh, sanitasi yang baik, serta penataan interior rumah yang aman dan nyaman.
“Ini program yang bagus sekali karena kalau kondisi di desa sekarang itu banyak sekali rumah yang tidak sesuai standar karena desainnya tidak digambar oleh ahlinya. Hanya lebih pada sesuai selera saja. Sehingga bangunannya tidak memenuhi standar rumah layak huni,” terang Yusuf.
Yusuf berharap, dengan adanya edukasi standar rumah layak huni oleh mahasiswa KKN tematik ini, maka makin banyak pula warga desa yang paham mengenai rumah layak huni, sehingga saat mendirikan rumah, betul-betul sesuai standar yang ada.
“Edukasinya sangat bagus, sehingga warga saya, khususnya di Desa Muktijaya, betul-betul paham bagaimana bangunan yang sesuai standar itu, atau standar layak huni,” imbuhnya.
“Harapannya ke depan agar ada juga kesadaran masyarakat agar setiap mendirikan bangunan itu harus ada PBG-nya atau Persetujuan Bangunan Gedung (dulu IMB),” pungkas Yusuf. (Zkr)