LUTIM. SINYALTAJAM. COM – Nasib petani di tujuh kecamatan di Luwu Timur di ujung tanduk! Ratusan petugas irigasi mengancam mogok kerja mulai Rabu (20/8/2025), menuntut kejelasan status sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Aksi ini berpotensi mengganggu pasokan air ke sawah dan mengancam hasil panen petani.
Koordinator aksi, Widodo, membenarkan rencana mogok kerja tersebut. Ia mengungkapkan kekecewaan para petugas irigasi karena usulan pengangkatan PPPK tidak kunjung terealisasi, baik di tingkat provinsi maupun kementerian. “Sebentar teman-teman akan aksi mogok kerja,” tegasnya.
Para petugas irigasi juga kecewa dengan kurangnya upaya dari Pemerintah Daerah Luwu Timur untuk memperjuangkan nasib mereka. Widodo menyebutkan bahwa terdapat 101 petugas irigasi yang aktif melayani kebutuhan air petani di tiga UPTD, yakni UPTD Kalaena, UPTD Kalaena Kiri, dan UPTD Kalaena Kanan.
Kondisi ini membuat para petani was-was, terutama karena saat ini sedang memasuki masa pengolahan sawah yang membutuhkan pasokan air yang stabil. “Kalau aksi petugas irigasi ini berlanjut maka kami petani akan gigit jari, karena sekarang petani lagi butuhnya air, kalau tidak ada yang control maka petani bisa kekeringan,” keluh Bakri, seorang petani.
Masyarakat petani di tujuh kecamatan, yakni Burau, Wotu, Tomoni, Tomoni Timur, Mangkutana, Angkona, dan Kalaena, berharap pemerintah segera turun tangan menyelesaikan masalah ini dan memperhatikan nasib para petugas irigasi. Lap Tim