LUTRA, SINYALTAJAM.com — Bagi anak petani, mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi ibarat sebuah mimpi. Terwujud atau tidaknya, tergantung pada kondisi keuangan orang tua mereka. Sehingga, tak sedikit dari mereka yang mimpinya hanya sebatas bunga tidur tanpa bisa diwujudkan.
Namun, itu dulu. Kini, Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Kementerian Keuangan mencoba hadir memberikan solusi dengan menyiapkan program pendidikan berupa beasiswa BPDPKS, khusus bagi anak petani kelapa sawit.
Program beasiswa ini merupakan ikhtiar pemerintah guna mewujudkan mimpi anak-anak petani kelapa sawit di Indonesia untuk mengenyam pendidikan tinggi. Hadirnya campur tangan pemerintah ini diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusia di sektor kelapa sawit.
Salah satu anak petani yang beruntung mendapatkan beasiswa ini adalah Mutiara Cahyani. Anak petani kelapa sawit asal Luwu Utara ini tengah menjalani pendidikan di Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) Medan melalui program beasiswa BPDPKS sejak tahun 2022 yang lalu.
Mutiara Cahyani menerima program beasiswa BPDPKS dan sekarang kuliah di ITSI Medan melalui jalur reguler yang seleksinya memang tidak mudah, sehingga perjuangannya untuk menerima program pendidikan ini juga tidaklah mudah. Terbukti, ia baru lulus pada kesempatan kedua.
“Saya daftar tahun 2021 melalui jalur reguler, namun tidak lulus. Saya jatuh di psikotes. Saya coba lagi daftar tahun 2022. Alhamdulillah, saya lulus,” beber Mutiara usai acara Pelepasan 27 Calon Mahasiswa Penerima Beasiswa BPDPKS oleh Bupati belum lama ini di Ruang Command Center.
Saat ditanya dapat infomasi program beasiswa BPDPKS ini dari mana, ia mengungkapkan bahwa informasi tersebut ia dapatkan langsung dari orangtuanya yang juga seorang petani kelapa sawit di Baebunta. “Bapak yang kasi tahu, kebetulan beliau masuk kelompok tani,” ungkapnya.
Mahasiswi kelahiran Sassa 24 Desember 2002 yang tak lama lagi menapaki kuliah pada semester kelima ini begitu yakin akan kegigihan dan kesungguhannya dalam menyelesaikan kuliah yang ia prediksi dapat selesai hanya dalam waktu 4 tahun saja, melalui program beasiswa BPDPKS ini.
“Sekarang saya menuju semester 5. Saat ini lagi libur semester, makanya saya pulang kampung dulu. Target saya 4 tahun selesai. Kebetulan saya adalah angkatan pertama untuk program S1, maka mau tidak mau, saya harus serius, karena pembiayaan beasiswa ini full,” terangnya.
“Ada living cost, uang sakunya, uang bukunya, termasuk ada uang transportasi pulang pergi dari kampus menuju kos atau tempat tinggal, termasuk sertifikasinya juga ada. Jadi, memang kita dimudahkan dari program ini. Kita tinggal fokus belajar saja,” ucap Mutiara menambahkan.
Anak pertama pasangan Sardi-Juharisa ini berjanji akan serius mengembangkan pengetahuannya tentang sawit, sehingga saat lulus nanti, ia dapat mengaplikasikan semua ilmu yang ia dapatkan di bangku kuliah untuk daerahnya, Kabupaten Luwu Utara, khususnya di Kecamatan Baebunta.
“Saya pilih program ini karena memang dampak sawit itu sendiri terasa sekali manfaatnya bagi masyarakat kita. Nah, dengan kuliah di ITSI Medan ini, saya juga bisa ikut berpartisipasi dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan komoditi kelapa sawit di Luwu Utara,” jelas Mutiara.
“Saya ingin melihat kampung saya, kelapa sawitnya terus berkembang, makanya saya sangat ingin bersekolah agar dapat membuat perubahan yang lebih baik lagi di sektor kelapa sawit,” ucap perempuan yang bercita-cita ingin menjadi pencetus pengembangan sawit di Luwu Utara ini.
Sekadar diketahui, tujuan dari program beasiswa BPDPKS ini adalah meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, kemandirian, dan berdaya saing, serta meningkatkan kemampuan teknis, manajerial, dan kewirausahaan, sebagai upaya pengembangan SDM kelapa sawit.
Dana bantuan pendidikan ini juga memberikan kesempatan bagi anak-anak petani kelapa sawit untuk dapat melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan adanya dukungan ini, mereka diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membawa perubahan positif dalam sektor kelapa sawit dan berkontribusi pada pengembangan industri di daerah mereka.