LUTIM. SINYALTAJAM .COM – Janji pupuk gratis dari Ibas-Puspa yang digembar-gemborkan masih menjadi angan-angan petani di Luwu Timur.
Sementara itu, mereka harus berjuang keras menghadapi kenyataan pahit, pupuk belum juga tiba, dan harga gabah di bawah standar membuat petani semakin tertekan.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Pertanian, Senin (1/12/2025), pejabat pemerintah saling beradu pendapat tentang nasib pertanian di daerah ini.
Ambrosius Boroallo, anggota DPRD Luwu Timur, mengusulkan solusi konkret, memberdayakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) agar membeli dan menampung gabah petani sesuai harga pasar yang ditetapkan Bulog.
“Gabah Luwu Timur kualitasnya terbaik! BUMD harus didorong untuk membeli dan menampung gabah petani agar harga tidak jatuh di bawah standar,” tegas Ambrosius.
Ia menambahkan, sektor pertanian harus dilirik kembali karena potensi besar yang selama ini diabaikan.
Namun, kenyataan di lapangan jauh dari harapan. Ketua Komisi Dua DPRD Luwu Timur, Sukasman, mengungkapkan bahwa harga jual gabah petani saat ini masih jauh dari standar Rp6.500 per kilogram.
Penyebabnya? Modal pedagang yang minim dan kurangnya gudang penampungan yang memadai.
“Bulog mematok harga Rp6.500 per kilogram, tapi pembayaran dilakukan secara non-tunai. Petani butuh uang cepat, mereka akhirnya menjual ke pembeli dari luar daerah dengan harga sekitar Rp6.300. Ini pilihan yang sangat dilematis dan menyakitkan,” ungkap Sukasman.
Selain itu, gudang penampungan di Luwu Timur sangat minim dan penuh, padahal panen masih berlangsung di 11 kecamatan. Akibatnya, petani terpaksa menjual gabah ke pembeli dari Sidrap demi menghindari gabah yang membusuk dan tidak tersimpan dengan baik.
Pertanyaannya, akankah BUMD mampu menjadi penyelamat petani Luwu Timur? Atau janji pupuk gratis Ibas-Puspa hanya akan menjadi janji manis yang tak kunjung terealisasi?.
Masyarakat petani berharap ada solusi nyata, bukan sekadar janji. Mereka membutuhkan kejelasan dan tindakan nyata untuk mengatasi problem dasar yang selama ini membelenggu mereka. Lap Tim












