LUTIM . SINYALTAJAM . COM – Krisis BBM bersubsidi yang menghimpit nelayan Wotu memicu kemarahan legislator dan aparat kepolisian. Puluhan nelayan yang resah mendatangi Aula Kecamatan Wotu untuk mencurahkan keluh kesah mereka, disambut janji tegas dari Anggota DPRD Luwu Timur, Muh. Nur, dan Kapolsek Wotu, AKP Simon Siltu, untuk membela kepentingan nelayan dan menindak tegas para “pemain” yang memanfaatkan situasi.
Muh. Nur, yang dikenal dengan panggilan Cici, mengakui bahwa masalah ini sudah lama ia ketahui. Ia pun langsung mengambil langkah cepat dengan meminta data lengkap nelayan untuk diverifikasi.
“Saya meminta data nelayan secara keseluruhan untuk dipastikan mana nelayan asli dan mana bukan. Dan hari Senin saya akan ke dinas terkait cek data ini. Tugas saya memastikan dulu nama dan alamat nelayan yang punya rekomendasi, dan kalau ada yang saya temukan di dinas rekomendasi bukan nelayan, saya minta untuk dihapus,” tegasnya.
Inisiatif lain yang diambil adalah pembentukan grup WhatsApp yang melibatkan nelayan, dirinya, Kapolsek, dan pihak SPBU untuk memudahkan koordinasi dan pengawasan.
Sementara itu, perwakilan SPBU, Lefi, mengakui bahwa pasokan solar hanya 8 KL, jauh dari kebutuhan.
“Jadi satu minggu ini tidak masuk 16 KL. Dan sudah kita rapatkan juga sama Koperindag dan Dinas Perikanan, kalau 8 KL kita tidak layani jeriken meskipun ada rekomendasi, kecuali 16 KL,” jelasnya.
Kapolsek Wotu, AKP Simon Siltu, menunjukkan komitmennya dengan nada tegas, “Kayaknya saya mungkin yang ditunggu selesaikan ini permasalahan nelayan,” disambut tepuk tangan meriah dari para nelayan yang hadir.
Kapolsek mengungkapkan adanya ketidaksesuaian data dengan realitas di lapangan. Ia pun menegaskan telah berkoordinasi dengan Kapolres Luwu Timur dan akan menindak tegas pihak SPBU jika terbukti melakukan kecurangan.
“Tadi sebelum saya ke sini sudah ketemu Kapolres, sampaikan terkait masalah ini, Kanit, Kasat Reskrim, saya sampaikan memang di sini, Pak Lefi dengar, jangan ada main-main. Nanti kita panggil dinas Koperindag, Dinas Perikanan, Pertanian, kita cocokkan rekomendasi yang dikeluarkan sesuai jumlah nelayan, jangan sampai ada bodong atau di-scan. Kalau saya sudah sampaikan, masih ada ngeyel, kita gas apa pun itu, saya siap berdiri di depan masyarakat, lebih baik saya berbuat daripada tidak berbuat meskipun saya harus dipindahkan, saya siap asalkan itu demi kebaikan masyarakat,” tegas AKP Simon Siltu.
Janji tegas dari DPRD dan Kapolsek ini menjadi angin segar bagi nelayan Wotu yang selama ini kesulitan mendapatkan BBM. Sinergi antara wakil rakyat dan aparat penegak hukum diharapkan dapat memberantas praktik curang dan memastikan BBM bersubsidi tepat sasaran. Lap Tim













