BONE, SINYALTAJAM.com — AFJ Bilang “Ketimbang Membiayai Kegiatan yang Kurang Bermanfaat, Mending Realisasikan Seragam Sekolah Gratis”.
Program subsidi pendidikan yang di gelontorkan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bone Provinsi Sulsel pada tahun 2023, dinilai sukses menekan angka putus sekolah di Kabupaten Bone dari 40.000 menjadi 17.000 orang.
Untuk menuntaskan yang masih tersisa, maka Kepala Disdik Bone, Drs. Andi Fajaruddin, MM atau sering disapa AFJ telah membuat terobosan baru yakni program pengadaan seragam sekolah gratis yang diperuntukkan bagi siswa baru pada tingkat SD dan SMP.
Kepala Dinas Pendidikan Bone Andi Fajaruddin mengatakan, program ini merupakan ikhtiar untuk menghapus angka putus sekolah di kabupaten Bone menjadi zero atau nol status sekaligus melanjutkan program sebelumnya.
Andi Fajaruddin menyebutkan, jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk mengkafer pengadaan seragam sekolah bagi 11.679 siswa baru di tingkat SD dan 7.320 pelajar SMP yakni sebesar Rp. 5 milyar.
Anggaran tersebut sudah dapat menutupi kebutuhan pengadaan seragam sekolah secara lengkap termasuk tas dan sepatu.
“Jadi kita butuh anggaran sekitar Rp. 5 M, untuk merealisasikan program ini,” ucap A.Fajar yang juga mantan kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Bone ini, Sabtu (22/6/24).
Dia berharap agar program ini mendapat dukungan dari pihak legislatif Bone khususnya komisi yang membidangi pendidikan, agar program ini dapat terlaksana pada tahun 2025. Sebab selain dapat menurunkan angka putus sekolah, program ini sangat ditunggu-tunggu karena dapat meringankan beban biaya pendidikan bagi warga yang kurang mampu.
Warga Panyula, Ekawati mengaku sangat senang jika program seragam sekolah gratis yang diinisiasi oleh Kadisidik Bone bisa diwujudkan. Sebab menurutnya, program ini selain dapat memberi motivasi bagi masyarakat untuk bersekolah juga sangat membantu warga yang kurang mampu.
” Program ini sangat tepat bagi orang tua yang kurang mampu seperti kami-kami ini. Semoga ide dari pak Kadis pendidikan mendapat suppor dari anggota dewan dan Bupari Bone, agar program ini bisa terwujud,” pinta Ibu Eka bersama sejumlah ibu-ibu lainnya. (CI)