WOTU. SINYALTAJAM . COM – Krisis bahan bakar solar yang melanda Kecamatan Wotu, Luwu Timur, selama dua hari terakhir, semakin memperburuk kondisi para nelayan. Selain terancam kehilangan mata pencaharian, mereka juga terancam kehilangan aset penting, yaitu rumpong.
“Sudah dua hari ini kami tidak bisa melaut karena tidak ada solar,” keluh seorang nelayan dengan nada cemas.
Seharusnya kami bisa menjaga rumpong setiap hari agar tidak putus, tapi bagaimana kalau begini?”ada lagi putus rumpong ta,.
Rumpong, sebagai alat bantu penangkapan ikan yang sangat vital bagi nelayan, membutuhkan perawatan rutin. Tanpa pengawasan dan perawatan yang memadai, rompong rentan hanyut atau putus dan hilang.
“Kan, kalau putus itu akan menambah kerugian bagi nelayan, na modal buat rumpong itu mahal, ratusan ribu perunit, kalau ta 3-4 putus itu bisa juta juga kalau di rupiahkan,”curhatnya, lewat telepon,Kamis 6 November.
Menanggapi keluhan tersebut, awak media mengonfirmasi pihak SPBU Wotu. Anto, perwakilan SPBU, menjelaskan bahwa kelangkaan ini disebabkan oleh kuota solar yang terbatas.
“Sesuai kesepakatan, jika pasokan hanya 8 KL, kami tidak melayani pembelian menggunakan jerigen. Kami baru bisa melayani pembelian jerigen jika pasokan mencapai 16 KL. Insya Allah, besok kami sudah bisa melayani lagi karena malam ini ada pasokan 16 KL yang masuk,” ujarnya, lewat pesan WhatsApp malam ini.
Para nelayan sangat berharap pemerintah daerah Kabupaten Luwu Timur, yang dikenal dengan slogan “Juara”, dapat segera turun tangan mengatasi masalah ini. Mereka mendesak adanya solusi konkret agar pasokan solar kembali normal, sehingga aktivitas melaut dapat berjalan lancar dan kebutuhan hidup keluarga terpenuhi. (Tim)












