Wotu, SINYALTAJAM . COM – Para nelayan di Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur, menjerit akibat kesulitan mendapatkan bahan bakar solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) setempat. Kondisi ini mengancam mata pencaharian mereka dan memicu ancaman aksi demonstrasi ke SPBU.
Keluhan ini mencuat setelah beberapa hari terakhir nelayan tidak dapat melaut karena tidak dilayani saat hendak mengisi jeriken solar di SPBU. Padahal, mereka mengklaim telah memiliki surat rekomendasi resmi dari dinas perikanan.
“Sudah beberapa hari ini kami tidak bisa melaut karena tidak dilayani pengisian jeriken di SPBU, padahal kami punya rekomendasi nelayan dan itu resmi dikeluarkan oleh dinas perikanan,” ujar salah seorang nelayan yang enggan disebutkan namanya, Jumat (24/10/2025).
Para nelayan geram karena merasa tidak diperhatikan dibandingkan dengan para “pelangsir” yang justru dilayani. Mereka menegaskan bahwa solar yang mereka butuhkan adalah untuk melaut, bukan untuk diperjualbelikan.
“Kalau mereka tidak percaya, silahkan tanya ke pemerintah desa dan datang lihat perahu kami. Biar percaya kalau kami ini nelayan,” tegasnya dengan nada kesal.
Jika kondisi ini terus berlanjut, para nelayan mengancam akan bersatu untuk melakukan aksi demonstrasi ke SPBU.
SPBU Mengaku Pasokan Terbatas
Menanggapi keluhan tersebut, Anto, petugas SPBU Wotu, menjelaskan bahwa masalah ini disebabkan oleh kurangnya pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Pertamina.
“Suplai BBM dari Pertamina yang kurang, Pak. SPBU cuma diberikan 8 KL (Kiloliter). Sedangkan nelayan butuh 5 KL. Jadi kendaraan umum tidak kebagian, Pak,” kata Anto,Selasa 28 Oktober 2025.
Idealnya, SPBU Wotu membutuhkan pasokan 18 KL agar dapat memenuhi kebutuhan nelayan dan pengendara umum. Anto menambahkan, terakhir kali SPBU menerima pasokan 16 KL adalah pada tanggal 24 September lalu.
Pihak SPBU berharap Pertamina segera menyalurkan 16 KL solar agar kondisi ini tidak berlarut-larut dan nelayan dapat kembali melaut.
Dampak dan Solusi
Krisis solar ini berdampak signifikan terhadap perekonomian nelayan di Kecamatan Wotu. Jika tidak segera diatasi, dikhawatirkan akan menimbulkan kerugian yang lebih besar dan memicu gejolak sosial.
Pemerintah daerah kabupaten Luwu Timur dan pihak terkait diharapkan segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini, seperti berkoordinasi dengan Pertamina untuk meningkatkan pasokan solar dan memperketat pengawasan penyaluran BBM di SPBU.
Lap Tim












