SFITAL Dorong Pembelajaran Inovatif dalam Praktik Agroforestri di Luwu Utara

“Baca Berita" www.sinyaltajam.com

LUTRA. SINYALTAJAM. COM – Dalam rangka Lokakarya Jejak Kolaborasi, proyek SFITAL menyampaikan hasil pengembangan lima kebun pembelajaran agroforestri kakao di lima desa, yaitu Pararra, Torpedo Jaya, Rompu, Teuteuri, dan Tulak Tallu.

Kebun-kebun ini dibangun secara partisipatif sebagai ruang co-learning antara petani, penyuluh pertanian, serta mitra teknis lainnya yang ditampilkan pada Booth 3.

Proyek Sustainable Farming in Tropical Asian Landscapes (SFITAL), didukung oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD), dan dikoordinasikan oleh World Agroforestry (ICRAF), bersama mitra utamanya, Rainforest Alliance dan Mars, hadir untuk memperkuat keberlanjutan sistem pertanian kakao di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Untuk itu, lima kebun belajar agroforestri kakao dibangun secara partisipatif di Desa Torpedo Jaya, Rompu, Teuteuri, dan dua lokasi di Pararra.

Kebun belajar ini dirancang untuk menjadi media co-learning antara petani, penyuluh pertanian, seryta mitra teknis lainnya.

Setiap kebun mengusung inovasi berbeda: dua kebun diremajakan dari kebun tua, satu kebun fokus pada pengelolaan drainase, satu kebun mengoptimalkan sistem agroforestri yang sudah ada, serta satu kebun mengombinasikan kakao dengan tanaman durian.

Kebun belajar ini juga menjadi sarana demonstrasi penerapan Good Agricultural Practices (GAP), teknik konservasi tanah, serta penggunaan bahan organik.

“Sejak 2021 hingga 2024, SFITAL bersama Pemda Lutra telah memperkuat kapasitas 2.148 petani kakao di lima kecamatan terpilih, yakni Sabbang, Masamba, Malangke Barat, Mappedeceng, dan Sabbang Selatan,” kata Peneliti Agroforestry Extension Specialist CIFOR-ICRAF sekaligus penulis utama dari tim pengembang kurikulum agroforestry kakao, Endri Martini.

Dari total peserta, 25% merupakan perempuan, dan 15% petani muda (usia di bawah 35 tahun). Proses pelatihan difasilitasi oleh 18 penyuluh pertanian, 12 tenaga harian lepas (THL), serta 5 petani champion, yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan Training of Trainers (ToT) oleh konsorsium SFITAL.

Sebagai tambahan, projek SFITAL mengembangkan media permainan edukatif bertema “Sistem Agroforestri Kakao”, untuk memperkenalkan konsep pertanian berkelanjutan kepada generasi muda secara interaktif dan menyenangkan.

“Lima kebun belajar ini adalah ruang pembelajaran, dialog, dan diskusi bersama kelompok petani kakao dan praktik nyata di lapangan. Di sinilah pengetahuan bertemu dengan pengalaman. Di mana para petani bertukar informasi dan menularkan pengalaman mereka ke petani lainnya,” ujar Trainer dari Rainforest Alliance, Syah Ali Achmad.

Sementara Senior Associate Cocoa dari Rainforest Alliance, Sri Wahyuni Wero, menambahkan bahwa melalui permainan dan maket agroforestri kakao, pihaknya mengajak petani kakao dan generasi muda untuk memahami sistem pertanian itu bekerja.

“Melalui permainan dan maket agroforestri kakao ini, kami mengajak petani kakao dan generasi muda lainnya untuk memahami bagaimana sistem pertanian ini bekerja, mulai dari penataan tanaman pelindung, pohon buah, hingga kakao sebagai tanaman utama, dengan cara yang menyenangkan, interaktif, dan mudah dipahami sesuai kondisi kebun kakao mereka,” jelasnya.

Bersama Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA) Luwu Utara, ICRAF melalui program SFITAL menyelenggarakan Lokakarya Jejak Kolaborasi pada 15 Mei 2025 di Aula La Galigo Kantor Bupati Luwu Utara.

Acara ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, perangkat daerah (PD), mitra pembangunan, lembaga riset, pelaku usaha, akademisi, dan kelompok tani dan penyuluh pertanian.

Kehadiran mereka mencerminkan semangat kolaboratif untuk memperkuat sistem pertanian kakao yang tangguh dan berkelanjutan di Luwu Utara. (Zkr)

Tinggalkan Balasan