TORAJA, SINYALTAJAM.COM – Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki beragam objek wisata dan potensi lokal yang luar biasa apabila dikembangkan dengan maksimal, karena terdapat sumber daya alam yang sangat eksotis berpadu dengan kearifan lokal.
Beberapa objek wisata yang menjadi andalan daerah ini diantaranya, Agro wisata Pangopango, Agrowisata Pango-pango ini menyuguhkan keindahan hutan pohon pinus dan kebun kopi yang memanjakan mata.
Lokasi Pangopango berada di ketinggian kurang lebih 1.700 mdpl membuat pengunjung dapat menikmati udara yang dingin dan sejuk di kawasan wisata ini. Pada pagi hari pengunjung bisa menyaksikan sunset dan pemandangan bak negeri di atas awan.
Bahkan yang tidak kalah menarik adalah objek wisata Buntu Burake. Destinasi wisata ini menjadi salah satu objek wisata favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Lokasinya berada di Kecamatan Burake, Tana Toraja. Hanya butuh waktu 15 menit dari Pusat Kota Makale untuk sampai di tempat ini.
Hanya saja, dari sekian banyak objek wisata andalan di Tana Toraja, ternyata masih ada destinasi wisata yang belum terlalu dijamah pengunjung atau luput dari perhatian pemerintah setempat sehingga kondisinya cukup memprihatinkan.
Objek wisata tersebut bernama ‘Sarambu Assing’ terletak di Lembang Patongloan, Kecamatan Bittuang, Kabupaten Tana Toraja. Lokasi objek wisata Sarambu Assing ternyata tidak jauh dari Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), atau tepatnya hanya berjarak 2 kilometer dari Jalan Poros yang menghubungkan Tana Toraja dengan Kabupaten Mamasa.
Destinasi ini juga kerap disebut sebagai “Taman Surga Mini” karena selain terdapat air terjun nan indah juga dilengkapi indahnya kelokan sungai kecil yang dikelilingi hamparan hutan pinus. Objek wisata ini memang cukup diminati wisatawan, namun terkesan terabaikan.
Bak gayung bersambut, tampaknya salah seorang putra daerah Tana Toraja yang punya kepedulian cukup tinggi terhadap objek wisata di kampung halamannya, baik di Tana Toraja maupun di Toraja Utara. Ya, dia adalah anggota DPR RI asal partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Drs. Frederik Kalalembang.
Sebagai bentuk kecintaannya terhadap perkembangan objek wisata di daerahnya, tokoh Sulsel yang murah senyum ini membuktikan keseriusannya dengan mensurvei destinasi tersebut melalui Tim Jenderal Frederik Kalalembang (Tim JFK).
Frederik Kalalembang, yang dikenal memiliki perhatian dan kepedulian besar terhadap masalah kepariwisataan di Tana Toraja dan Toraja Utara, menegaskan bahwa Tana Toraja tidak bisa dipungkiri sebagai kota pariwisata dengan banyaknya objek wisata yang menawan.
Menurut Frederik, Toraja punya potensi wisata luar biasa dan jumlahnya cukup banyak. Namun sangat disayangkan, eksotisnya objek wisata Sarambu Assing itu belum mampu menarik perhatian wisatawan dengan jumlah besar. Bisa jadi kondisi destinasi tersebut luput dari perhatian pemerintah.
“Untuk mengembangkan Destinasi Sarambu Assing, tidak bisa serahkan sepenuhnya kepada pengelola objek wisata. Tapi sebaliknya, ini menjadi ‘PR’ bagi kita dalam rangka pengembangan objek wisata Sarambu Assing. Tentunya harus ada skala prioritas jika nantinya ada kucuran anggaran,” ungkap Frederik, menjawab pertanyaan, Ketua FKPPI Tana Toraja, Jansen Saputra Godjang, Sabtu (5/4/2025) di Toraja.
Saat berbincang bersama, Jansen, yang juga pendiri Ikatan Wartawan Toraja (IWAT), mantan jenderal bintang dua itu menyebutkan, harus ada prioritas utama dalam merancang pengembangan objek wisata Sarambu Assing jika nantinya ada bantuan anggaran, sehingga secara perlahan semua kebutuhan tercukupi.
Upaya tersebut perlu dilakukan, kata dia, sekaligus sebagai tanggapan terhadap laporan Tim survey JFK terkait terjadinya kerusakan akses jalan, termasuk adanya fasilitas umum yang tak terurus, serta dugaan penyalahgunaan lokasi di Sarambu Assing.
Padahal, lanjut Frederik, Kawasan hijau Sarambu Assing nan indah berpadu dengan kawasan hutan yang masih terjaga keasliannya, dapat menjadikan objek wisata lokal itu sebagai salah satu “surga” bagi penggemar fotografi.
Namun begitu, anggota DPR RI tersebut juga menjelaskan, bahwa pengembangan objek wisata Sarambu Assing nantinya juga melekat kearifan lokal yang dikembangkan masyarakat sekitar. Tentunya agar keunikan tersebut mampu menjadi bagian penting untuk menghidupkan wisata di daerah.
Begitu juga dengan industri kreatif yang dikemas putra-putri daerah Toraja, masih belum mampu mendongkrak kunjungan wisatawan secara konsisten datang ke destinasi Toraja jika tidak dilakukan sentuhan terhadap peningkatan skill warga setempat.
Dengan menerapkan pola sinergitas, kolaborasi dan akselerasi sebagai landasan dan semangat mengembangkan sektor pariwisata, maka komitmen mendorong dan mengembangkan Destinasi wisata Sarambu Assing dapat terwujud.
Ia menambahkan, objek wisata yang belum masuk prioritas pengelolaan pemerintah, tetap bisa diarahkan. Tetapi dia menekankan, suatu objek wisata yang terpenting dijaga adalah kebersihan dan keamanannya. Tanpa dua hal ini, potensi sebesar apa pun akan sia-sia.
“Mengenai pengelolanya bisa dibimbing, diekspos di media sosial dan biarkan wisatawan yang menilai mana destinasi terbaik. Pemerintah juga harus bekerja sama dengan Lembang agar mereka merasa terbantu. Tapi ingat, kebersihan dan keamanan harus tetap terjaga,” jelasnya.
Frederik juga mengaku setuju dengan masukan Jansen Saputra Godjang, Ketua Markas Daerah Laskar Merah Putih, yang meminta perhatian khusus pemerintah dan menyatakan bahwa objek wisata Sarambu Assing punya potensi besar untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
Untuk itu, dengan menunjukkan kepeduliannya yang konsisten terhadap pengembangan pariwisata di wilayah Toraja, Frederik berjanji akan membawa destinasi tersebut ke tingkat nasional untuk diperkenalkan dan dikembangkan.
Sebagai anggota Komisi I DPR RI, Frederik juga mendorong pemanfaatan platform digital untuk promosi. “Setelah revitalisasi, kita akan mengangkat Sarambu Assing lewat media sosial. Saya optimis, dengan fokus pemerintah dan kerja sama lembang, tempat ini bisa jadi destinasi unggulan yang bersih dan aman,” tutup Frederik, Ketua Ikatan Keluarga Toraja Nusantara (IKaTNUS). (jsg-tim/st/*)