Kabupaten Luwu Utara Wakili Asia Pasifik sebagai Pilot Program Thriving Landscape

LUTRA, SINYALTAJAM.com — Kabupaten Luwu Utara terpilih mewakili Asia Pasifik untuk program Thriving LandScape (Lanskap Tumbuh/Berkembang) yang digagas Rainforest Alliance (RA) di tingkat global. Hal ini terungkap dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terarah yang dilaksanakan Daemeter Consulting dan Rainforest Alliance (RA), belum lama ini, di Aula La Galigo Kantor Bupati Luwu Utara.

Selain Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan (Indonesia) sebagai pilot program Thriving LandScape yang mewakili Asia Pasifik, juga ada empat lokasi program Thriving LandScape lainnya, yaitu Guatemala dan Peru mewakili Amerika Selatan, serta Kenya dan Ghana mewakili Afrika.

Global Lead Thriving Landscape dari Rainforest Alliance (RA), Imam A. El Marzuq, menyebutkan beberapa faktor yang dinilai dalam pemilihan lokasi program tersebut di antaranya adalah kondisi hutan yang ada, kekayaan biodiversitas, serta akses komoditas pada pasar.

“Program Thriving Landscape di kabupaten Luwu Utara didahului oleh kegiatan asesmen dasar untuk mendapatkan gambaran terkait kondisi LANSKAP. Kegiatan asesmen ini dilakukan dengan menggunakan platform digital yang disebut LandScale,” kata Imam dalam FGD tersebut.

Dijelaskannya, LandScale adalah inisiatif kolaboratif yang didedikasikan untuk mengarahkan perbaikan yang dapat diukur dengan menyediakan informasi yang dapat dipercaya terkait tingkat kematangan inisiatif dan keberlanjutan pada suatu LANSKAP dan membuat informasi tersebut dapat diakses oleh umum, baik pemerintah, NGO, CSO, perusahaan swasta, dan lembaga donor.

Sementara itu, Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, dalam sambutannya saat membuka FGD yang mengambil tema “Asesmen Dasar LANSKAP berbasis LandScale”, menyambut baik kegiatan tersebut, serta berharap hasil dari kegiatan itu dapat berkontribusi dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang sedang disusun.

Sebelumnya, Project Manager Landscape dari tim Daemeter Consulting, Kevin Channel, dalam laporannya mengatakan, LandScale adalah inisiatif kolaboratif yang didedikasikan untuk mengarahkan perbaikan yang dapat diukur dengan menyediakan informasi yang dapat dipercaya, terkait tingkat kematangan inisiatif dan keberlanjutan pada LANSKAP dan membuat informasi tersebut dapat diakses oleh umum, pemerintah, NGO, CSO, perusahaan swasta, dan donor.

“Asesmen LANSKAP Luwu Utara ini merupakan inisiatif yang dilakukan oleh Rainforest Alliance dan Daemeter Consulting,” jelas Kevin. Asesmen ini, lanjut dia, telah dimulai sejak Januari melalui desktop study dan pemetaan stakeholder.

“Pada Februari lalu diikuti dengan initial stakeholder engagement dan pengumpulan informasi di Luwu Utara,” jelasnya lagi. Berbekal pada informasi yang dikumpulkan melalui publikasi dan hasil wawancara tersebut, Kevin menjelaskan bahwa tim telah mendapatkan gambaran terkait kondisi pemenuhan LANSKAP dari masing-masing pilar yang ada di LandScale.

“Namun demikian, tim juga menyadari bahwa masih terdapat kekurangan informasi yang dibutuhkan dan juga perlunya suatu umpan balik dari para pemangku kepentingan di LANSKAP Luwu Utara ini untuk membuat suatu asesmen yang bermutu. Dan kebutuhan akan hal itu akan dijawab nanti melalui pelaksanaan FGD pada hari ini,” tandasnya.

Sekadar diketahui, peserta FGD ini berasal dari 16 Perangkat Daerah (PD), 4 KPH, akademisi dari Universitas Andi Djemma Palopo, 12 mitra pembangunan di kabupaten Luwu Utara. Dari FGD ini pula, tim Daemeter Consulting mendapatkan masukan untuk kelengkapan data dan perbaikan yang diperlukan.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Lead Thriving Landscape Luwu Utara Hasrun Hafid, Senior Program Associate LandScale Laura Flowrensia. Project Manager Landscape dari tim Daemeter Consulting Kevin Channel, Public Policy and Stakeholder Outreach Expert Maria Ratnaningsih, Regional Manager Godwin Limberg, GIS and Remote Sensing Specialist Muhamad Fakhrul, dan Project Manager HCV-HCS M. Sayidina Ali. (Zk)