RSUD ILgaligo Wotu Menggelar Sosialisasi Skrining PJB Kritis

LUTIM. SINYALTAJAM. COM – Berlokasi di Aula Besar Lantai 2 RSUD I Lagaligo, Bidang Penelitian dan Pengembangan SDM melaksanakan kegiatan Sosialisasi Skrining Penyakit Jantung Bawaan yang dilaksanakan pada Kamis (07/03/2024) dan diikuti oleh bidan RSUD I Lagaligo.

Terbatasnya pengetahuan terkait deteksi dini pada penyakit jantung bawaan (PJB), membuat angka kesakitan pasien PJB terus meningkat dari waktu ke waktu. Padahal, dengan mengetahui sedari dini, bayi yang memiliki indikasi PJB dapat segera mendapatkan perawatan yang sesuai untuk kondisinya.

Kabid Penelitian dan Pengembangan SDM : Apt. Hajar Nur, M.Kes mengatakan, sosialisasi ini menjadi tempat diskusi dan sharing bersama bagi para tenaga kesehatan, khususnya bidan dengan dokter Spesialis Jantung.

“Saya berharap adanya sosialisasi ini kita semua dapat belajar bersama, sharing dan diskusi mengenai deteksi PJB pada bayi, dan treatment yang harus dilakukan seperti apa,” jelasnya.

Sementara itu, di tempat terpisah Direktur RSUD I Lagaligo, dr. Benny, M. Kes mengapresiasi langkah Bidang SDM untuk membuat sosialisasi PJB ini. Hal ini tentu akan sangat membantu untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian di RSUD I Lagaligo.

Selain itu, dengan adanya sosialisasi ini, para bidan yang ada di IGD Ponek dan Nifas juga dapat menjadi garda terdepan dalam pendeteksian pada bayi baru lahir. Dengan begitu, jika petugas di ruang bersalin menemukan bayi yang positif PJB dapat segera memberi penanganan atau menginformasikan pada DPJP.

Narasumber dalam sosialisasi PJB Kritis : dr. Misjunaling Palayukan, Sp. A, FIHA menyampaikan, pemeriksaan dini akan sangat berpengaruh pada kualitas hidup pasien PJB. Selain itu, meskipun pemeriksaan emas PJB adalah menggunakan ekokardiografi yang jumlahnya terbatas, namun para bidan dapat menggunakan pulse oximeter yang lebih hemat biaya.

“Jadi bukan menjadi alasan lagi bahwa keterbatasan alat menjadi kendala untuk melakukan deteksi dini pada PJB. Justru dengan deteksi dini inilah kita dapat meningkatkan kualitas hidup pasien,” ujarnya.

dr. Misna panggilan akrab beliau, mengapresiasi antusiasme peserta sosialisasi. Ia berharap adanya sosialisasi ini dapat menjadi langkah kecil dalam menekan angka kesakitan akibat PJB.

(𝒀𝒉 𝑹𝑺𝑼𝑫𝑰𝑳𝑮).Tim.