LUTIM. SINYALTAJAM. COM – Wakil Bupati Luwu Timur, Mochammad Akbar Andi Leluasa selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Memaparkan 8 Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di hadapan tim penilai provinsi yang berlangsung di Hotel Swiss-Belinn Panakukang Makassar, Jum’at (31/05/2024).
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Bapelitbangda, Dohri As’ari, Kepala Dinas P2KB, Puspawati, Kepala Dinas Perikanan, Alimuddin Nasir, Sekretaris Dinkes, Andi Tulleng, Dinas Pertanian, Dinsos P3A, Dinas PU, Kepala Puskesmas Wasuponda dan Bonepute, seluruh jajaran TPPS serta Satgas TPPS Lutim.
Ketua TPPS Lutim, Mochammad Akbar Andi Leluasa menyampaikan bahwa, angka prevalensi stunting Lutim menurut ePPGM pada agustus tahun 2023 sebesar 3,8%, bulan Februari 2024 sebesar 3,5%. Sementara angka SSGI tahun 2021 sebesar 19,9%, tahun 2022 sebesar 22,6% dan SKI 2023 sebesar 26,0%.
“Jadi kenaikan-kenaikan ini terjadi bukan karena Luwu Timur tidak kerja tetapi kita semua melakukan screening lebih aktif kepada masyarakat,” kata Akbar.
“Angka ini bukan sebagai acuan tetapi kita lebih baik berkerja untuk mencari anak-anak yang masuk kategori stunting guna memberikan pengobatan,” tambahnya.
Oleh karena itu, Wakil Bupati Lutim berharap dengan melihat kenaikan jumlah anggaran yang dikeluarkan dari tahun 2023-2024 ini, dapat mendukung indikator lain seperti; pemberian makanan tambahan, pendampingan asi ekslusif, pelatihan tata laksana gizi buruk dan lain sebagainya.
“Selain melibatkan pemerintah, juga terlibat TP PKK, TNI, Baznas dan pihak lain untuk kegiatan intervensi spesifik dan sensitif percepatan penurunan stunting di desa,” ungkapnya.
Pernyataan dari Ketua TPPS tersebut juga diperkuat oleh Kepala Bapelitbangda bahwa Kabupaten Lutim baru memasuki 2 tahun menjadi lokus stunting.
“Untuk konvergensi stunting sudah kami lakukan tetapi belum optimal, insha Allah tahun depan akan kami maksimalkan,” jelas Dohri As’ari.
Sementara Kepala Dinas Perikanan, Alimuddin Nasir mengatakan, di tahun 2022 dan 2023 telah menganggarkan dana untuk kegiatan stunting dengan mengundang 25 lokus yang termasuk didalamnya adalah ibu hamil maupun anak kategori stunting.
“Kami berupaya melakukan pembinaan, bagaimana membuat ikan ini menjadi keripik yang bisa dimakan oleh anak-anak. Olehnya itu, kami akan terus berupaya menurunkan angka stunting di Luwu Timur,” tutupnya.
Tidak hanya itu, Dinas Kesehatan juga menjelaskan beberapa program inovasi Lutim diantaranya; Peduli Ki’ Saya Jaga Ki, GEMILANG (Gerakan Menikah Sehat Menuju Generasi Cemerlang, MATA BUNTU (Jemput Rawat Inap Ibu Hamil Terpantau), POS PENTING (Posyandu Pencegahan Stunting) dan TEKO PANAS (Teh Kelor Kaya Manfaat Bagi Ibu Hamil). (dew/ikp)